Pages

Cara Mudah Makan Gratis

PROLOG (yang tidak nyambung)
Selama menjabat menjadi kelas XII, semua berjalan begitu khidmat. Bahkan udara di atmosfer mampu menyuguhkan tekad untuk prihatin di hati ini.
Lalu sekarang, setelah naik tingkat menjadi purnawirawan kelas XII, agenda-agenda untuk melakukan hal absurd melingkupi diri ini kembali.


Sabtu, 2 Juli 2011, kemarin, setelah registrasi UMY, Bapak mengajak saya untuk menghadiri sebuah resepsi pernikahan anak temannya.
Okelah.
Mangkat!
Siapa sih yang tidak mau makan gratis? Hehee

Setelah sampai di tempat diselenggarakannya resepsi tersebut, olalaa! Tidak disangka-sangka ternyata tuan rumah menggunakan sistem pernikahan yang berhijab *bikin istilah sendiri.
Begini nih ilustrasinya :
Tamu dari sebelum masuk ruangan resepsi,
yaitu pada pengisian buku tamu,
sudah dipisahkan antara ikhwan dan akhwat *cieh istilahnya
Lalu didalam ruangan pun tidak ada makhluk yang berlainan jenis
*jerapah-jerapah, badak-badak, kuda nil-kuda nil....
Maksudnya...
di ruangan resepsi ikhwan, hanya ada ikhwan saja, termasuk pramusajinya
begitupun yang terjadi di ruangan resepsi akhwat..



Alhasil aku pun masuk ke ruangan akhwat sendirian. Waduh! Aku benar-benar bingung kuadrat. Mana aku kenal dengan dengan teman-teman Bapak? (Nb= teman disini adalah teman jauh Bapak karena tinggal di luar kota kediaman saya *dan juga bapak. Ditambah lagi Bapak tidak pernah mengajak anaknya ikut main ke rumah teman-temannya *takut ngrepotin tuan rumah, karena makannya cukup banyak)
Aku masuk ke ruangan sambil garuk-garuk kepala Tapi setelah melihat makanan berjajar buanyak sekali, aku langsung melupakan kegundahanku dan langsung ambil piring. Selesai makan makanan di stand 1, makan makanan di stand 2. Begitu seterusnya, sampai pulang tanpa mampir bersalaman dengan pengantin akhwatnya di mimbar pengantin...

0 cuap-cuap:

Posting Komentar