Pages

Malam di Alun-alun Selama Setahun

Usia saya 18 tahun lebih sebulan dan enam hari ketika kalender masehi tahun 2000 harus ditambah dengan angka 11. Gawe milik seluruh umat dunia itu jatuh dalam masa hibernasi saya dari kehidupan sekolah. Kebetulan, saya menghabiskan masa tersebut dengan berurbanisasi ke rumah eyang saya yang lebih - bahkan sangat - dekat dengan alun-alun kota. Jadilah kesempatan untuk merayakan gawe itu secara besar-besaran semakin mudah terwujud, hahaa (:tawa setan)

Remaja, dimanapun, lazimnya lebih suka menghabiskan waktu bersama sebayanya dibanding dengan orang tuanya. Berhubung SMS Undangan Perayaan Tahun Baru dari teman-teman saya tak kunjung mengetuk apalagi masuk, saya tidak jadi merayakan tahun baru di alun-alun kota. Konon kabarnya, ada konser grup band dari ibu kota yang khususon didatangkan hanya untuk menghilangkan dahaga warga akan air-air hiburan semacam itu (kok malah kelihatan katrok ya, hehee). Bagaimanapun remaja, apapun grup bandnya, darimanapun asalnya, kalau tidak bersama TEMAN, it's better to say NO, correction, BIG NO!!!
(PS : Ifham, Lita, Shinta, Ulfa, Dimas, Ova, Ima, Manda, Rahma, Maretha, dll; miss you all)

31122010182

Allah berkata lain. Om saya beserta keluarganya datang dan mengoarkan sebuah rencana untuk menghabiskan malam tahun baru ini. Satu paket rencana perayaan tahun baru itu adalah :
  1. Makan malam di restaurant
  2. Menunggu countdown akbar sambil menonton konser di alun-alun
  3. Countdown akbar (masih di alun-alun)
  4. Pesta kembang api (masih di alun-alun)
  5. Pulang
  6. Tidur
Kembali pada konsep remaja, ingin sekali saya hanya mengambil 1/6 dari paket itu, yaitu pada poin ke-6, TIDUR. Namun, rasa pekewuh menggelitik jiwa. Manusia macam apa saya ini jika menolah ajakan suci dari om saya dan keluarganya itu? Egois terkalahkan empati. Atas nama empati, senyuman terkembang dan anggukan tercipta. "I'll join with your plan, Uncle Sofia" (sokmanis).

Apa yang Allah beri pada makhluk-Nya adalah yang terbaik. Malam itu menjadi malam yang begitu menyenangkan. Allah memunculkan di permukaan air hati saya sebuah rasa nyaman berkumpul dengan keluarga besar yang telah selama 12 tahun tenggelam. Kembali, senyuman terkembang. Terima kasih Allah, walau hanya makan malam dan menikmati alun-alun bersama tetapi rasanya begitu manis.

Nikmat Allah selalu sederhana bagi-Nya
Entah bagaimana
Menjelma luar biasa bagi makhluk-Nya

31122010178

Alun-alun memaksa saya untuk tetap ingat diri. Orang desa masuk kota, bagaimanapun, tetap orang desa (:huhuu). Bingung? Begini ceritanya:
(Ketika menonton konser)
Adik saya : " Gila! Sound-nya bagus ya?!"
Saya : "Masak?!"
Adik saya : "Iyalah! Masak nggak tahu?!"
Saya : "Hehee (*garuk-garuk kepala*)"

Belum puas? Ada lagi :
Saya : "Ya ampun, suaranya bagus banget! Grup band apa sih itu?"
Adik saya : "Ya ampun! Itu Kapten! Masak nggak tahu?!"
Saya : "Oo, bagus ya?"
Adik saya : "Ya iyalah! Selevel Kotak itu, sama-sama lulusan Dreamband"
Saya : "Ooooo [*garuk-garuk kepala (lagi)*]

Kenikmatan dalam suguhan Band Kapten itu hanya berlangsung selama 30 menit saja, kemudian countdown pun dimulai!
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

SELAMAT TAHUN BARU 2011

(Semoga di tahun ini, semua umat manusia semakin hidup damai)

0 cuap-cuap:

Posting Komentar